Sejak dimulainya eskalasi konflik pada Oktober 2023, Hamas telah menghadapi tekanan militer yang intens dari Israel, termasuk serangan udara dan darat yang menghancurkan sebagian besar infrastruktur di Gaza. Meskipun mengalami kerugian besar, Hamas tetap mempertahankan eksistensinya melalui strategi bertahan yang adaptif dan berbasis pada taktik gerilya serta pemanfaatan jaringan terowongan bawah tanah yang luas.Antara News
1. Taktik Gerilya dan Perang Terowongan
Hamas memanfaatkan medan perkotaan yang padat dan jaringan terowongan bawah tanah yang ekstensif, dikenal sebagai “Gaza Metro”, untuk melancarkan serangan mendadak dan menghindari deteksi oleh pasukan Israel. Jaringan terowongan ini memungkinkan Hamas untuk bergerak secara tersembunyi, menyimpan persenjataan, dan meluncurkan serangan roket dari lokasi yang tidak terduga. Menurut laporan, panjang total terowongan ini diperkirakan mencapai 300 km dengan kedalaman hingga 70 meter .iNews.ID
2. Penggunaan Infrastruktur Sipil dan Tuduhan Penggunaan Perisai Manusia
Hamas dituduh menggunakan infrastruktur sipil, seperti rumah sakit dan sekolah, untuk menyembunyikan fasilitas militer dan meluncurkan serangan. Israel mengklaim bahwa Hamas menyimpan senjata dan pusat komando di bawah fasilitas-fasilitas ini, yang menyebabkan korban sipil akibat serangan balasan. Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa tingginya kepadatan penduduk di Gaza memaksa mereka untuk beroperasi di dekat area sipil .
3. Rekrutmen dan Penguatan Pasukan
Meskipun mengalami kerugian signifikan, Hamas terus merekrut anggota baru dan melatih mereka dalam taktik gerilya. Kekurangan pasokan dan kondisi kemanusiaan yang memburuk di Gaza memaksa banyak warga untuk bergabung dengan Hamas demi mendapatkan bantuan dasar seperti makanan dan obat-obatan .Antara NewsThe Times
4. Respons terhadap Serangan Udara dan Darat Israel
Dalam menghadapi serangan udara dan darat Israel, Hamas mengadopsi pendekatan bertahan dengan melancarkan serangan roket secara sporadis ke wilayah Israel. Meskipun serangan ini sering kali tidak menimbulkan korban jiwa, mereka berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan moral pasukan dan menunjukkan kemampuan untuk melawan agresi Israel .
5. Tantangan Internal dan Tekanan dari Kelompok Suku Lokal
Selain tekanan eksternal, Hamas juga menghadapi tantangan internal, termasuk meningkatnya ketidakpuasan di kalangan warga Gaza dan munculnya kelompok suku lokal yang menentang kekuasaannya. Beberapa kelompok ini, yang diduga didukung oleh Israel, telah melakukan perlawanan terhadap Hamas, memperburuk situasi keamanan di Gaza .Reuters
Kesimpulan
Strategi bertahan Hamas di tengah serangan darat dan udara Israel mencerminkan adaptasi terhadap kondisi perang yang dinamis dan penuh tantangan. Meskipun menghadapi kerugian besar, Hamas terus mengandalkan taktik gerilya dan pemanfaatan jaringan terowongan untuk mempertahankan eksistensinya. Namun, tantangan internal dan tekanan dari kelompok suku lokal menunjukkan bahwa stabilitas Hamas di Gaza semakin terancam.Antara News