11 Juli 2025
Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat kembali menjadi perhatian publik dan ilmuwan setelah aktivitas fumarol dan peningkatan suhu kawah terdeteksi selama dua pekan terakhir oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Meskipun tidak ada tanda erupsi besar, fenomena uap panas dan gas vulkanik ini menjadi momentum penting untuk mendorong edukasi dan pengembangan geowisata berbasis ilmu pengetahuan.
Aktivitas ini terjadi di sekitar kawah dalam Tambora yang terbentuk sejak letusan dahsyat tahun 1815—letusan terbesar dalam sejarah manusia yang berdampak global.
Penjelasan Ilmiah Aktivitas Tambora
PVMBG mencatat:
-
Peningkatan suhu fumarol dari 72°C menjadi 89°C
-
Emisi gas dominan berupa uap air (H₂O), karbon dioksida (CO₂), dan sulfur dioksida (SO₂)
-
Sedikit peningkatan kegempaan vulkanik dalam zona dangkal
Namun, status Tambora masih tetap di Level I (Normal). Aktivitas ini tergolong sebagai “hidupnya kembali sistem hidrotermal dalam” yang umum terjadi di gunung api besar.
Dr. Rini Widyaningsih, ahli vulkanologi dari ITB, menjelaskan:
“Ini bukan indikasi letusan besar, tapi mempertegas bahwa Tambora adalah gunung yang masih aktif secara geologi. Perlu diawasi, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk edukasi kebencanaan dan wisata sains.”
Potensi Wisata Edukasi dan Geowisata
Pemerintah Kabupaten Dompu dan Bima mulai menyusun strategi untuk menjadikan aktivitas ini sebagai daya tarik geowisata baru, antara lain:
-
Trekking ilmiah menuju titik fumarol aktif dengan pemandu geologi
-
Pendirian Museum Tambora 1815 di kaki gunung
-
Pusat informasi mitigasi bencana gunung api untuk pelajar dan wisatawan
-
Kolaborasi dengan kampus untuk penelitian lapangan dan ekowisata
Kawasan sekitar Tambora juga dikenal memiliki:
-
Savana Doro Ncanga
-
Danau kawah luas seluas 6 km
-
Jejak pemukiman “Kerajaan Tambora” yang terkubur saat letusan 1815
Kesiapsiagaan Tetap Jadi Prioritas
Meski bersifat positif, pihak BPBD NTB tetap siaga terhadap kemungkinan perubahan kondisi. Masyarakat diimbau:
-
Tidak berkemah terlalu dekat dengan bibir kawah
-
Melaporkan perubahan bau belerang atau suara gemuruh
-
Mengikuti jalur resmi pendakian dan himbauan petugas
Kesimpulan
Aktivitas fumarol di Gunung Tambora membuka dua sisi penting: urgensi mitigasi dan peluang edukasi berbasis geologi. Alih-alih menimbulkan ketakutan, fenomena ini menjadi jendela untuk mengenalkan masyarakat pada dinamika bumi, serta mengembangkan wisata sains yang inklusif dan berkelanjutan.