-
Pada 7 Januari 2025, Korut meluncurkan rudal balistik hipersonik menengah (IRBM) dengan bahan bakar padat, yang dipertunjukkan Kim Jong Un langsung di atas medan uji di pinggir Pyongyang Tempo.co+4YouTube+4Tempo.co+4Reuters+1Wikipedia+1.
-
Tes tersebut mengklaim kemampuan mencapai sekitar 1.500âŻkm, terbang pada kecepatan 12 kali kecepatan suara, dan melewati dua puncak balistikâmeski Korea Selatan memperkirakan jarak sebenarnya sekitar 1.100âŻkm tanpa bukti puncak kedua Reuters.
đ Latihan Rudal & Simulasi Serangan Nuklir
-
Pada 8 Mei 2025, Korut melakukan serangkaian drill rudal taktis dan artileri, disaksikan langsung oleh Kim Jong Un, menyoroti kesiapan nuklir dan sistem pertahanan anti-jepretan Amerika Serikat serta Korea Selatan USNI News+4euronews+4Detik News+4.
đ„ Peningkatan Program Rudal
-
Korut juga sukses menguji kembali rudal Hwasong-16B (IRBM padat dengan HGV) pada Januari 2025, menegaskan tren transisi ke kesiapan serangan cepat Wikipedia+2Wikipedia+2Reuters+2.
-
Model rudal terbaru Hwasong-18 dan Hwasong-19 berbahan padat dan memiliki kemampuan MIRV, menunjukkan eskalasi pesat di arsenal strategis nuklir Wikipedia+8Wikipedia+8YouTube+8.
đ Respons Dunia
-
AS, Jepang, dan Korsel mengecam keras dan menyebut peluncuran ini sebagai ancaman serius terhadap stabilitas regional euronews.
-
Peningkatan kapasitas rudal padat dan teknologi hipersonik memicu kekhawatiran bahwa sistem pertahanan saat ini kesulitan mendeteksi dan mencegat serangan mendadak MediumBulletin of the Atomic Scientists.
â ïž Mengapa Ini Penting?
-
Transisi ke rudal bahan bakar padat dan teknologi MIRV/HGV membuat Korut lebih siap dan sulit dicegah saat melancarkan serangan, termasuk terhadap sasaran berjarak jauh seperti Jepang dan AS WikipediaWikipedia.
-
Jakarta utama Irakien memicu potensi eskalasi, terutama jika Korut mengklaim dukungan teknologi dari mitra seperti Rusia, seperti yang diduga oleh pengamat militer CNBC Indonesia.
â Kesimpulan
Korut menegaskan diri sebagai kekuatan rudal balistik globalâdengan ICBM padat, kendaraan muatan MIRV, dan rudal hipersonik. Respons cepat AS, Jepang, dan Korsel menjadi sinyal yang jelas: krisis ini menuntut peningkatan sistem pertahanan, dialog diplomatik, dan upaya pengekangan senjataâsebelum meningkat ke konflik lebih luas.