Jakarta / Bangkok / Ho Chi Minh / Mumbai / Guangzhou, Agustus 2025 — Sebuah laporan terbaru memperingatkan bahwa lima kota besar Asia—Jakarta, Bangkok, Ho Chi Minh City, Mumbai, dan Guangzhou—sedang menghadapi ancaman serius dari kenaikan permukaan laut, fenomena yang dipicu oleh perubahan iklim dan penurunan tanah akibat ekstraksi air tanah.
🌊 Ancaman Utama pada Lima Kota
1. Jakarta, Indonesia
Jakarta mengalami salah satu penurunan tanah tertinggi di dunia, mencapai beberapa sentimeter per tahun. Sebanyak hampir 17% kota bisa tenggelam total pada 2050, dengan potensi migrasi penduduk massal dan kerusakan infrastruktur besar-besaran. Sejak 2019, pemerintah sudah merencanakan pemindahan ibu kota sebagai langkah mitigasiPBSGreenpeaceWorld Economic Forum.
2. Bangkok, Thailand
Bangkok menghadapi risiko pararel antara permukaan laut naik dan penurunan tanah. Diperkirakan hingga sepertiga kota akan tergenang pada 2050, dan sekitar 11 juta penduduk terancam kehilangan tempat tinggal jika tak dilakukan adaptasi segeraEarth.Org.
3. Ho Chi Minh City, Vietnam
Kota ini juga sangat rentan dengan prediksi sebagian besar wilayah pesisir tergenang pada pertengahan abad ini. Biaya ekonomi akibat bencana bisa mencapai miliaran dolar, dan lebih dari 20% area kota sudah kerap dilanda banjir saat iniEarth.OrgASEAN Centre for EnergyGiving Compass.
4. Mumbai, India
Mumbai—dikenal sebagai kota pulau yang padat penduduk—juga berada dalam risiko tinggi tenggelam. Proyeksi menunjukkan sebagian besar kota bisa hilang di bawah air pada 2050 jika tidak ada peningkatan adaptasi infrastrukturDevelopmentAidWorld Economic Forum.
5. Guangzhou, Tiongkok
Guangzhou menghadapi kombinasi kenaikan laut dan penurunan tanah yang dramatis. Tanpa upaya mitigasi, kumulatif kerugian ekonomi hingga tahun 2050 bisa mencapai US$331 miliar dan terus meningkat di kemudian harien.wikipedia.org+1ASEAN Centre for Energy+1.
⏳ Penyebab dan Konteks
-
Pemanasan global menyebabkan pencairan es di kutub dan pengembangan termal laut; sea level rise diperkirakan mencapai 0,5–1,2 meter pada 2100, bisa meningkat jika skenario emisi tinggi terbuktiagupubs.onlinelibrary.wiley.comclimatecentral.orgWorld Economic Forum.
-
Subsidence (penurunan tanah) diperparah oleh ekstraksi air tanah berlebihan, terutama di Jakarta, Guangzhou, dan Ho Chi Minh, mempercepat potensi tenggelam tanpa tindakan mitigasireuters.comWorld Economic Forumsei.org.
📊 Dampak & Proyeksi Jangka Pendek
Kota | Estimasi Wilayah Tenggelam | Populasi/Terancam | Kerugian Ekonomi |
---|---|---|---|
Jakarta | ~17% area kota | Jutaan orang | Puluhan miliar USD |
Bangkok | ~33% area kota | ~11 juta | Signifikan |
Ho Chi Minh City | >20%, meningkat | Jutaan | Miliaran USD |
Mumbai | Mayoritas kawasan rentan | Besar | Tinggi |
Guangzhou | Luas pantai rendah, subsidence | Jutaan | US$331 miliar @2050 |
✅ Kesimpulan & Aksi Mendesak
Lima kota pesisir di Asia tersebut sedang berada di ambang krisis yang membutuhkan respons cepat dan berlapis. Penyesuaian seperti pembangunan tanggul, sistem drainase modern, pengaturan air tanah, dan relokasi strategis menjadi tahap penting dalam mitigasi risiko.
Global warming telah menjadi kenyataan, dan dampaknya terasa paling nyata melalui air yang merembes ke kota—membutuhkan kolaborasi antarnegara, pendanaan iklim, serta transformasi kebijakan perkotaan untuk mencegah krisis kemanusiaan dan ekonomi di masa mendatang.