RRI.co.id - Sejak 2005, Pilkada Digital di Estonia Gunakan E-Voting untuk  Memilih Kepala Daerah

Negara-negara di Eropa Utara resmi memulai uji coba sistem demokrasi digital yang memungkinkan warga memberikan suara dalam pemilu dan referendum langsung dari rumah mereka melalui platform online yang aman.

Uji coba ini dilakukan di Finlandia, Swedia, dan Estonia, wilayah yang dikenal sebagai pionir dalam adopsi teknologi publik.


Bagaimana Cara Kerjanya?

  • Identitas Digital Aman – Setiap warga memiliki ID digital terenkripsi yang terhubung ke sistem kependudukan nasional.

  • Blockchain untuk Keamanan – Semua suara dicatat di jaringan blockchain untuk mencegah manipulasi hasil.

  • Akses Multiplatform – Pemungutan suara dapat dilakukan via komputer, ponsel, atau perangkat publik resmi.


Manfaat yang Diharapkan

  1. Partisipasi Pemilih Lebih Tinggi – Memudahkan warga di daerah terpencil atau dengan mobilitas terbatas.

  2. Efisiensi Biaya – Mengurangi pengeluaran untuk logistik pemilu tradisional.

  3. Transparansi Hasil – Sistem otomatis menghitung dan memverifikasi suara secara real-time.


Tantangan yang Harus Diatasi

  • Keamanan Siber – Ancaman peretasan menjadi perhatian utama.

  • Kesenjangan Digital – Tidak semua warga memiliki akses internet stabil atau literasi digital memadai.

  • Kepercayaan Publik – Perlu waktu untuk membangun keyakinan bahwa sistem ini benar-benar aman dan adil.


Respons Publik

Survei awal menunjukkan 72% warga di wilayah uji coba menyambut baik ide ini, sementara sebagian kecil masih meragukan keamanan sistem.


Kesimpulan
Uji coba demokrasi digital di Eropa Utara bisa menjadi model masa depan pemilu global, di mana teknologi mempermudah partisipasi politik tanpa mengorbankan keamanan dan transparansi. Jika sukses, bukan tidak mungkin sistem ini akan diadopsi di banyak negara dalam dekade mendatang.