Di balik kemegahan stadion-stadion Eropa dan sorotan bintang lapangan, terdapat sekelompok suporter fanatik yang memainkan peran vital dalam atmosfer pertandingan: para Ultras. Mereka bukan sekadar pendukung biasa, melainkan simbol identitas, perlawanan, dan loyalitas ekstrem terhadap klub kesayangan. Dari Italia hingga Serbia, dari Jerman ke Yunani—fenomena Ultras telah menjadi bagian integral dari budaya sepak bola Eropa.
Apa Itu Ultras?
Ultras adalah kelompok suporter yang dikenal karena dukungannya yang fanatik, militan, dan terorganisir, terutama di tribun belakang gawang (curva). Mereka menciptakan atmosfer pertandingan yang hidup lewat nyanyian tanpa henti, koreografi megah (tifo), spanduk besar, dan terkadang aksi kontroversial yang membuat mereka dikenal, dicintai, sekaligus ditakuti.
Ultras memiliki struktur internal yang kuat, terkadang bahkan lebih terorganisir dibanding manajemen klub itu sendiri. Banyak kelompok ultras juga terlibat dalam aksi sosial, politik, bahkan aksi protes terhadap federasi sepak bola atau pemilik klub.
Ultras Terkenal di Eropa
🇮🇹 Italia – Curva Sud & Nord
Italia adalah tanah kelahiran istilah Ultras. Klub-klub Serie A memiliki basis ultras yang sangat kuat:
-
Curva Sud Milan (AC Milan)
-
Curva Nord Milano (Inter Milan)
-
Ultras Lazio dan AS Roma
Kelompok ini dikenal karena rivalitas panas dan koreografi yang penuh pesan politis atau sindiran tajam terhadap lawan dan federasi.
🇷🇸 Serbia – Delije & Grobari
Ultras di Serbia adalah yang paling militan di Eropa. Delije (Red Star Belgrade) dan Grobari (Partizan Belgrade) dikenal dengan pyro show (suar), chant keras, dan bentrokan berdarah dalam Eternal Derby—yang lebih terasa sebagai pertempuran ketimbang pertandingan sepak bola.
🇩🇪 Jerman – Südtribüne Dortmund
Meski tidak selalu menyebut diri sebagai Ultras, kelompok pendukung di Bundesliga sangat kuat. Südtribüne Borussia Dortmund adalah tribun berdiri terbesar di Eropa, menjadi simbol semangat dan loyalitas fans Jerman yang penuh koreografi dan nyanyian.
🇬🇷 Yunani – Gate 7 & Original 21
Ultras Yunani seperti Gate 7 (Olympiacos) dan Original 21 (AEK Athens) terkenal karena intensitas tinggi dan militansi. Stadion seringkali berubah menjadi “medan perang” dalam laga-laga besar dengan atmosfer menggetarkan.
🇫🇷 Prancis – Collectif Ultras Paris (CUP)
Setelah bertahun-tahun sempat dibekukan karena kekerasan, kelompok Ultras PSG kini kembali aktif di Parc des Princes, membawa kembali atmosfer keras yang sempat hilang di laga-laga Ligue 1.
Aspek Sosial dan Politik
Banyak kelompok Ultras tidak hanya mendukung klub di stadion, tetapi juga terlibat dalam kegiatan politik, sosial, hingga protes publik. Misalnya:
-
Ultras Italia seringkali menjadi kelompok anti-kemapanan.
-
Beberapa kelompok di Eropa Timur terlibat dalam protes sipil atau isu nasionalis.
-
Di Jerman, banyak Ultras menentang komersialisasi sepak bola dan mendukung struktur 50+1.
Hal ini membuat Ultras bukan sekadar elemen hiburan, tapi juga kekuatan sosial yang tak bisa diabaikan.
Kontroversi dan Tanggapan UEFA
Meski memberi warna tersendiri dalam dunia sepak bola, aksi Ultras juga kerap menimbulkan kontroversi:
-
Pyro illegal, bentrokan antar suporter, hingga ujaran kebencian telah membuat UEFA menjatuhkan banyak sanksi.
-
Banyak klub harus bermain tanpa penonton atau dikenai denda karena aksi Ultras yang melampaui batas.
Namun, banyak pihak menilai bahwa menghapus Ultras sama saja dengan menghilangkan jiwa sepak bola. Tantangan besar adalah bagaimana menyalurkan energi fanatisme ini secara aman dan positif.
Kesimpulan: Suara Tribun yang Tak Tergantikan
Ultras adalah bagian dari denyut nadi sepak bola Eropa. Meski sering kontroversial, keberadaan mereka menghidupkan suasana, membangun identitas klub, dan menumbuhkan rasa memiliki yang dalam bagi para penggemar. Selama mereka bisa dikawal dan diarahkan, Ultras akan terus menjadi suara lantang tribun yang tak tergantikan dalam dunia sepak bola.